Hari Pertama di Bangkok.
Pagi sekitar jam 7 aku keluar penginapan, sebelumnya aku
membayar 700 Bath lagi untuk melanjutkan bayar penginapan sampai dengan besok.
Rencananya hari ini aku mau ke pasar Chatuchak
*baca : Jatujak* Pasar ini buka nya hanya week end alias sabtu dan
minggu saja. Lokasinya di Khampaeng Phet Road, agak jauh dari tempat aku
menginap. Aku disarankan untuk naik taxi oleh pemilik penginapan. Tapi aku
lebih tertarik mencoba transpotasi rakyat Bangkok, bis, kereta api atau naik
Tuk Tuk sedangkan Taxi adalah pilihan terakhirku.
Baru saja keluar dari Sawasdee House aku di hampiri oleh
seorang laki-laki yang ramah dan berbasa-basi dengan menanyakan aku dari mana?
Selamat datang di Bangkok, apa jadwal anda hari ini? Mau kemana? Aku
menjelaskan aku mau ke pasar Chatuchak, dia bilang pasar itu buka sampai dengan
malam hari, dan terlalu pagi kalau berangkat saat ini. Apakah mau kami antarkan
berkeliling naik Tuk-Tuk * Bentor made in Bangkok*. Mengunjungi 3 kuil Budha
yaitu Wat Intrawihan , Wat Saket (Golden Mount) dan Wat Benchamabhopit. lelaki itu menunjukkan 3 kuil tersebut di
petaku, letak kuil-kuil tersebut cukup berdekatan. Aku mencoba menolak karena
aku pernah membaca di tulisan sesorang yang mengatakan jangan pernah mau kalau
ditawarkan untuk mengunjungi lokasi tertentu yang diluar jadwal kita karena dia
pernah diantarkan ketempat lain dan merasa hanya membuang waktu saja. Aku
memang menjadwalkan mengunjungi beberapa kuil budha hanya saja bukan hari ini,
jadwalku besok. Aku menolak tawaran itu dan berdalih aku sudah mempunyai jadwal
itu untuk besok saja. Tetapi lelaki itu terus berusaha meyakinkan. Oke lah
kalau kalian mau ke pasar itu akan diantarkan tetapi setelah kunjungan ke 3
kuil itu. Aku Tanya berapa ongkosnya, hanya 20 bath. Terserah kalian nanti lama
perjalanannya mau 1 jam, 2 jam atau 3 jam. Tetapi nanti sebelum kepasar akan
singgah di pabrik perhiasan semacam tour gitu. Kalian bisa beli perhiasan
disana atau kalau tidak membeli juga tidak apa-apa hanya melihat-lihat saja.
Aku tertarik dengan tawarannya akan diantarkan ke pasar Chatuchak setelah tour
3 kuil selesai, karena sampai saat ini aku belum ada ide naik apa menuju pasar.
Aku kira ongkos 20 Bath itu adalah setiap kami berhenti disetiap kuil. Jadi aku
tawar menjadi 10 Bath. Aku bilang 10 Bath kalau mau oke. Awalnya dia terlihat
berpikir keras tetapi akhirnya dia setuju dengan harga tersebut.
Kami dibawa ke salah satu Tuk-tuk yang parkir didepan
penginapan, dan dikenalkan dengan supir Tuk Tuk namanya Jojo. Sekali lagi
lelaki itu menjelaskan jadwal perjalanan ke 3 kuil trus ke pabrik perhiasan dan
terakhir ke pasar Chatuchak dengan ongkos 10 Bath. Aku baru faham ternyata
seluruh perjalanan itu hanya 10 bath alias 3,000 rupiah. Aku langsung berseru
“I can not believe in you..it’s to achive for me” trus dia menjelaskan kalau
mereka sudah ada kerjasama dengan pabrik perhiasan tersebut kalau aku membeli
perhiasan Jojo akan dapat 50 point kalau tidak membeli hanya dapat 1 point dan
kalau kamu anggap harga 10 bath terlalu murah silahkan untuk memberi tip kepada
Jojo semaumu.
Dengan masih terheran-heran didalam hati..Aku, Jojo dan Tuk
Tuk pun berangkat ke kuil pertama Wat
Intrawihan. Kuil ini terletak di jalan besar Samsen Road. Karena masih terlalu
pagi hanya aku dan Jojo pengunjung kuil ini. Masuk kuil ini tidak bayar alias
gratis aja. Didalam area kuil terlihat beberapa orang sedang melakukan
persiapan untuk suatu upacara. Terlihat dari
kejauhan patung Budha yang sangat tinggi dan besar, aku perkirakan
tingginya sekitar 45 meter. Ada beberapa prasasti yang isinya mungkin
menceritakan sejarah kuil ini *tidak tahu pasti karena tulisannya menggunakan
huruf Thailand semacam tulisan wonocoroko jawa.* Di Thailand lah aku merasakan
gimana rasanya menjadi orang yang buta huruf jadi aku tidak bisa menuliskan
informasi apa pun tentang kuil-kuil budha yang aku kunjungi. Di kuil ini aku
melihat ada 12 patung binatang sebagai symbol tahun kelahiran alias shio, dan
dari tahun kelahiran aku mempunyai shio Naga..keren kan hahahaa.
BIG BUDHA |
ME & BIG BUDHA |
Sebelum lanjut ke kuil berikutnya aku meminta Jojo
mengantarkan ku ketempat makan karena aku belum sarapan. Jojo membawaku kesebuah
kedai yang ramai. Jojo tidak mau ketika aku ajak makan bersama, teryata dia
sudah membawa sekantong kue buat sarapannya. Kedai ini menjual masakan lokal
Thailand. Aku tidak mencium aroma harum masakan yang mengundang selera seperti
biasanya kalau kita berada didekat masakan yang banyak. Aku lihat masakan yang
disediakan sangat asing dan tidak kelihatan bentuknya. Semua lauk dan sayur di
potong kecil-kecil bahkan nyaris dicincang, yang kulihat hanya ikan goreng yang
jelas bentuk aslinya. Lama juga aku berdiam saja tanpa tahu harus bicara apa
kepada penjualnya yang terlihat masih sibuk melayani pembeli yang banyak
sekali. Datanglah seorang perempuan menghampiriku, aku meminta nasi dan masakan
dari bahan ayam.
Setelah apa yang kupesan tiba dan kulihat di piring hanya
ada nasi dan ayam yang dicincang seperti orak arik telur. Tidak ada sayur tidak
ada lainnya, hanya nasi dan ayam cincang dan minuman air es. Rasa masakannya
sangat kuat terasa aroma rempah-rempah seperti ada rasa kapulaga dan cengkeh.
Makanan ini aku hanya menbayar seharga 25 Bath atau Rp. 7,500,-.Murah bukan?
Selesai sarapan kamipun melanjutkan perjalanan ke kuil ke 2
Wat Saket. Sepanjang perjalanan aku bercanda dengan Jojo dia terlihat begitu
polos dan lugu, dengan bahasa inggris seadanya Jojo menjelaskan aku
tempat-tempat wisata lain di Bangkok.
Kuil ke-2 adalah kuil Wat Saket terletak diatas bukit. Untuk
sampai disana kita harus melewati tangga yang meliuk-liuk menaiki bukit. Setiap
ada dataran tergantung beberapa lonceng besar, yang kalau kita bunyikan
suaranya akan memantul kembali. Dari ketinggian bukit ini kita bisa melihat
pemandangan kota Bangkok. Kalau di bandingkan dengan kota Jakarta, kota Bangkok
kalah megahnya. Gedung-gedung di kota Bangkok terkesan biasa saja tidak ada
nilai seninya dan sangat jarang dijumpai gedung tinggi pencakar langit.
EMAS |
Kuil ini dibangun oleh King Rama III dan dilanjutkan oleh
King Rama IV dan King Rama V sehingga berbentuk kuil Wat Saket seperti sekarang
ini dan merupakan peninggalan sejarah yang sangat berharga bagi masyarakat
Thailand. Ditengah kuil ini terdapat stupa yang terbuat dari emas. Oh iya
pengunjung tidak dikenakan biaya masuk ke kuil. Free..
Perjalanan kami lanjutkan..Jojo membawaku ke suatu travel
agen karena aku cerita akan ke Phuket tetapi belum ada gambaran tentang phuket.
Jojo menyarankan agar aku ke travel agen biar bisa membantu untuk booking hotel
dan kalau tertarik untuk ikut paket tour.
Jojo menghentikan Tuk tuk di depan sebuah ruko yang ternyata
adalah sebuah agen travel yang bernama “Backpacker”. Seorang pria separuh baya
yang ramah dengan sabar melayaniku. Beberapa paket tour ditawarkan untuk ku
didaerah Bangkok dan sekitarnya. Aku mengambil paket tour ke floating market
(Pasar Terapung) seharga 500 Bath,
lokasinya 1.5 jam dari kota Bangkok. Selain itu aku memesan hotel di
phuket untuk 3 malam seharga 500 Bath / malam. Selesai urusan dengan travel
agen kami pun melanjutkan perjalanan ke Kuil ke -3 Wat Banchamabhopit.
Masuk ke dalam lokasi kuil ini harus membayar 20 Bath / orang.
Yang menarik di kuil ini adalah tamannya yang sangat teduh karena begitu
banyaknya pohon pelindung jadi kalau untuk duduk bersantai disini sambil
menikmati es krim dan membaca buku pasti sangat menyenangkan sekali. Selain itu
pada halaman samping kuil terdapat kolam tempat hidup ikan lele. Wuiih..ikan
lele nya sangat besar, ada sepasang kekasih yang memberi makan ikan lele dengan
berbagai snack dan roti yang mereka bawa. Ternyata ikan lele adalah pemakan
segala, apa saja yang diberikan langsung habis dimakan.
THE YOUNG MONK |
Wat Benchamabhopit. |
MERPATI |
Tujuan kami berikutnya adalah pabrik perhiasan “ Chin
Jewerly” dari cerita Jojo mereka saat ini sedang promosi dan terbuka terhadap
public tentang proses pembuatan perhiasan. Suatu kerjasama yang bagus antara
transportasi dan industri, system marketing yang murah tanpa harus mengeluarkan
biaya iklan yang biasanya berbiaya besar.
MEMBUAT PERHIASAN |
Saat memasuki rumah produksi saya di damping oleh seorang
perempuan yang menyuguhkan aku minuman selamat datang. Selanjutnya si ibu
menjelaskan proses awal pembuatan batu perhiasan dari batu alam yang di poles
oleh beberapa pekerja sehingga menjadi batuan yang gemerlap dan mahal harganya.
Ternyata ada batuan yang dicocokan berdasarkan bulan kelahiran, misalkan aku
lahir di bulan November maka batu yang cocok buat aku adalah batu Citrine *
warnanya kuning gelap* padahal aku tidak suka warna kuning hehehe. Tidak
seperti berlian yang di nilai berdasarkan satuan karat, kalau batu perhiasan
dinilai berdasarkan kekerasannya (Hardness). Setelah selesai melihat-lihat
rumah produksi aku dibawa ke ruangan display, tempat memamerkan batu yang sudah
dibentuk menjadi cincing, gelang, kalung, anting dll. Wow..perhisaannya
cantik-cantik bikin ngiler tapi harganya juga wow. Beli 1 cincin aja aku
langsung bangkrut dan tidak bisa balik ke Indonesia hehehe. Disini aku dilarang
mengambil gambar..sayang sekali. Ternyata lama kelamaan si ibu mengetahui aku
dari Indonesia dan ternyata lagi si ibu sangat fasih berbahasa
Indonesia..katanya dia diharuskan belajar bahasa Indonesia karena banyak sekali
wisatawan dari Indonesia. Si ibu menjelaskan pada bagian keluar nanti ada ruang
pameran souvenir khas Thailand, dan aku diberikan kupon discount 10 % apabila
aku berbelanja souvenir. Aku hanya berbelanja beberapa gantungan kunci buat
teman-teman dan tas kecil buat ibuku. Sorry teman-teman budgetku sangat
terbatas hehehe…
Jojo kembali membawaku pergi, Jojo menawarkan 1 lagi tempat
tujuan sebelum kami ke pasar Chatuchak. Jojo bilang pabrik baju, dalam
bayanganku seperti pabrik garment. Ternyata aku dibawa ke toko kain dan tukang
jahit, aku meminta maaf kepada pelayannya dan bilang kalau aku salah faham
dengan Jojo. Aku langsung protes ke Jojo dan aku bilang tidak ada lagi
pemberhentian selanjutnya aku hanya mau ke pasar Chatuchak saja. Aku menawarkan
Jojo 200 Bath kalau dia mau menunggu aku selesai berkeliling pasar Chatuchak
dan pulang kembali ke penginapan. Jojo menolak dengan alasan tidak boleh parkir
Tuk Tuk di tempat ini. Jojo menyarankan aku pulang kepenginapan dengan taxi,
ongkosnya sekitar 80-90 Bath. Akhirnya aku bayar Jojo 100 bath karena aku ngga
tega membayar sesuai kesepakatan 10 Bath. Bayangkan aku di antar dan ditungguin
dari pukul 7.30 – 12.00 masa aku hanya membayar Rp. 3,000 saja.
Pasar Chatuchak berada di kawasan Phahonyothin Road, adalah
pasar week end yang hanya buka pada hari sabtu dan minggu. Pada bagian depan
pasar ini pedagang menggelar dagangan mereka di atas trotoar. Kebanyakan yang
dijual adalah souvenir dan batu akik.
Aku masuk kedalam pasar, sama saja dengan pasar tradisonal
di Indonesia. Tetapi karena pasar ini sangat terkenal dan banyak dikunjungi
turis maka kebanyakan yang dijual adalah souvenir, benda-benda seni, benda
koleksi khas Thailand. Setelah melewati deretan pertama kios-kios, aku sampai
pada bagian tengah pasar. Pemandangan yang berbeda karena barang yang dijual
kebanyakan adalah makanan cemilan seperti berbagai macam gorengan, minuman, dan
buah-buahan yang dikupas dan dikemas didalam plastic dilengkapi dengan sambal
atau garam. Melihat makanan yang begitu banyak macamnya aku langsung ngiler dan
merasa lapar. Aku mencoba beberapa gorengan yang ditusuk seperti sate dan
diberi saos sambal bangkok, 1 tusuk harganya 10 Bath. Aku menghabiskan 5 tusuk
sate gorengan dan 1 gelas es kelapa, cukup kenyang dan tidak perlu makan siang
lagi.
Setelah kenyang aku melanjutkan berkeliling pasar. Aku
membeli 1 tas kain khas Thailand, yang ditawarkan 500 Bath *Pesanan seorang
sahabat baikku Dede Ndut hehehe* setelah proses tawar menawar tas tersebut aku
dapatkan dengan harga 400 Bath. Ada kejadian mengesalkan takala aku membeli 1
kemeja flannel kotak-kotak seharga 100 Bath . Pada saat didisplay lengannya
digulung sampai kepangkal lengan, tapi saat di penginapan aku mencoba kemeja
tersebut…0 0..ternyata bagian lengan ada bolongnya, kaciwa degh. *Tips # 4 :
Teliti dulu sebelum membeli barang di pasar Chatuchak karena harga murah
kualitas barang tidak selalu bagus*.
Yang paling kusuka adalah makan buah mangga Thailand, pilih
lah mangga yang tidak terlalu matang..rasanya manis dan kalau di gigit terasa
keras kres..kres..Dipasar ini aku lebih banyak berbelanja makanan karena aku
penggemar kuliner apalagi makanan yang belum pernah aku makan aku jadi tertarik
untuk mencobanya. Terkadang aku mendapatkan makanan yang enak dan aku merasa
tergila-gila..adakalanya aku dapat yang tidak cocok dilidah.
Sekitar jam 14.00 Wib aku sudah merasa capek dan memutuskan
pulang naik taxi dengan ongkos 80 Bath ditambah bayar tol 45 bath.
Komentar
Posting Komentar