Teman vs Sahabat


Ada berapa banyak temanmu?  

Teman di lingkungan rumah, teman TK, teman SD, teman SMP, teman SMA, teman Kuliah, teman kerja, teman FB, teman twitter dan teman blogger..wuihhhhhhhhh ratusan bahkan ribuan.

Berapa banyak yang masih kamu ingat namanya? Jujur aku banyak lupa nama teman lamaku tapi wajahnya tidak pernah lupa. Suatu hari aku berjalan-jalan di pasar, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahuku dan langsung mengoceh “hai..hai pa kabarmu Ka? Sudah berapa banyak anakmu? Ih..lama banget kita tidak bertemu yah” Aku ingat dia teman SMP ku tapi aseli aku lupa namanya. Untuk menutupi maluku aku mengimbangi sikapnya yang akrab, aku juga balik menanyakan kabarnya, maka lancarlah si teman bercerita tentang hidupnya selepas lulus SMP. Sedangkan aku berusaha keras untuk mengingat namanya. Sampai kami berpisahpun aku belum berhasil mengingat siapa namanya. Teman adalah orang yang datang dan pergi mengisi kehidupan kita disuatu ruang dan waktu. Usai waktu berlalu kita dan si teman terputus hubungan  dan akan datang teman baru seiring dengan lingkungan kita yang baru. Dan kita tidak merasa kehilangan karena ketiadaannya.

Ada berapa banyak sahabatmu?

Mungkin jemarimu tidak habis untuk menghitungnya. Sampai dengan usiaku sekarang ini aku hanya punya sahabat dan layak kuberikan predikat sahabat adalah hanya 3 orang *cewek semua* sengaja tidak kusebutkan nama karena aku takut mereka menuntut royalty atas penyebutan nama yang ku publish * sorry girls kalian batal terkenal wkwkwkw* tapi aku mempunyai nama panggilan sayang buat para sahabatku “ Dede, Nyai dan Bugeng” 

Dari kecil aku mengenal sahabatku, kami tumbuh bersama, keluargaku dan keluarga sahabatku sudah seperti suatu keluarga besar. Aku sering tidur dirumah sahabatku tanpa ada protes keberatan dari ibu, karena ibu percaya aku berada ditempat yang aman. Walaupun aku dan 3 sahabatku terpisah jarak tetapi kami masih sering kontak, saling komen di status FB, bbm, sms ataupun telpon tetapi rasa sayang kami sebagai sahabat tetap terasa di saat salah satu dari kami membutuhkan tempat untuk menangis ataupun berbagi kebahagiaan. Sahabat bagiku adalah orang yang selalu ada disaat suka dan duka walaupun terpisah jarak dan tidak lekang oleh waktu, dan yang pasti aku tidak akan melupakan namanya, terkecuali aku terkena amnesia mendadak *Tuhan ini bukan doa*.

Sampai suatu waktu salah seorang sahabatku telah melukai perasaan dan hatiku yang paling dalam. Sangat susah untuk meghilangkan rasa sakit itu. Salah satu sifat burukku adalah pendendam, tapi kalau bukan sahabatku sendiri yang melakukannya aku masih bisa terima dan akan bisa melupakan. Pada saat aku terluka aku tidak ingin mengenalnya lagi, aku ingin menghapusnya dari hidupku. 

Suatu hari datang undangan pernikahan dari sahabatku, dia akan menikah dengan orang yang tidak ku kenal *karena kami benar-benar lost contact selama kurang lebih 1 tahun* selain undangan itu dia juga mengirimkan sms untuk memintaku datang ke acara pernikahannya. Dan pada waktu itu aku memang berniat datang dan ingin menyambung kembali persahabatan kami. Tetapi niatku belum cukup kuat, aku melewatkan moment pernikahannya dan dalam hatiku mencari pembenaran diri dan alasan yang kuat kenapa dia tidak pantas untuk kembali menjadi sahabatku.

Sampai dengan lebaran tahun lalu aku menerima sms permintaan maaf darinya” Bugeng..aku ingin kita seperti dulu lagi..maafkan salahku walaupun aku tau aku tidak pantas menerima maafmu..”
Airmataku meleleh, hatiku terasa tersayat sembilu..pedih dan sedih. Kebersamaan kita dulu terulang kembali dalam ingatanku, masa kecil kita..kamu dulu terlalu kecil untuk menjadi temanku, tapi kita bisa cocok.. masa-masa sekolah kita lewati dengan selalu bersama walaupun kita tidak pernah satu sekolah kita beda generasi. Masa kuliah juga kamu tidak bisa berpisah jauh dariku, heran ya aku nggak bosan ama kamu. Sampai dengan bekerja pun kamu masih mencari aku…sahabatmu.

Tapi sampai dengan lebaran inipun belum juga tergerak hati ini untuk bertemu kamu..karena kamu juga tidak ada inisiatif untuk menemuiku. Egoiskah aku? Mungkin..atau sudah beku kah hatiku? Entah lah.. Aku cuma tidak tahu bagaiman caranya untuk bertemu kamu..

Anjing dan kucingpun bisa bersahabat kenapa kita tidak?



BUGENG…aku kangen kamu..

Komentar