Pagi sekali aku sudah berada di
antrian untuk check in pesawat Lion Air di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya.
Rute Palangkaraya Jakarta akan berangkat pada pukul 07.00 Wib dan akan sampai
di Jakarta pukul 08.30 Wib. Wah senangnya, akhirnya terlaksana juga perjalanan
ini gak sabar..gak sabar..gak sabar. Aku janjian bertemu Puti my travelmate jam
9 nanti di Terminal 3, dengan ransel di punggung, celana pendek dan sandal aku
sudah seperti gembel yang mau mencari suaka.
Pesawat berangkat tepat waktu
karena pesawatnya menginap di Bandara ini sehingga tidak akan mengalami Delay.
Didalam pesawat aku duduk ditengah diapit oleh cowok arab dan nenek-nenek. Aku
males ngobrol gengan cowok arab yang melihatku dengan sebelah mata, mendingan
juga ngobrol ama si nenek. Si Nenek mau pulang ke Medan, sejak itu aku
memanggilnya opung karena beliau berasal dari tanah batak dan si Opung
memanggilku Enda.
Sampai diterminal 1 Bandara
Soekarno Hatta aku langsung menumpang suttle bus menuju terminal 3 habitatnya
pesawat low cost Air Asia. Diterminal 3 bertemu dengan Puti yang juga sudah
siap dengan ranselnya. Hey geng..ayo kita kemon.
Setelah beres urusan check in aku
menukarkan 500 ribu tambahan ke SGD, diterminal 3 tempat penukaran uang hanya
ada di Bank Mandiri yang terletak di lantai 2. Aku sudah mempunyai SGD *Sisa
dari perjalanan ke SIN saat RT 10* yang cukup untuk tinggal selama 3 hari di
SIN. Tetapi hatiku menggerakan aku untuk menambah SGD 62 lagi untuk kondisi
emergency.
Aku memasukkan botol air mineral
yg masih ada sisa airnya kedalam tas selempangku. Saat tas tersebut melalui
scanner petugas melihat ada botol air minum didalam tas,tapi karena tas yang
lewat berbarengan dan bentuk tasku sama dengan tasnya Puti jadinya tas Puti
yang ditunjuk oleh petugas. Puti beserta tasnya langsung dipisahkan oleh
security. Petugas membongkar tas selempang Puti mencari botol air minum, tentu
saja nggak bakalan ketemu karena botol tersebut ada di tasku. Aku dalam hati
tertawa dan aku malah menggoda petugas dan Puti..ya pak buka aja tasnya tuh,
berbagai botol keluar dari tas Puti adanya cuma botol obat maagnya Puti. Pak
Security bingung kok gak ada ya..hahahaha.Puti tau kalau botol air itu ada di
tasku, tapi dia diam aja pura-pura bodoh. Setelah beres dengan urusan mencari
botol air di dalam tas, kami pun menuju ruang tunggu penumpang. Puti marah
karena masalah botol air itu, alah Put nanti kamu pasti minta juga kalau
kehausan hahaha.
Pesawatpun berangkat tepat waktu,
aku berharap semoga selanjutnya akan terus lancar sampai akhir perjalanan kami.
Amiiiin…
Touchdown di Changi pukul 16.00
waktu singapore, sama dengan WITA.
Karena aku sudah familiar dengan bandara Changi dan transport MRT jadi tidak
perlu bertanya-tanya lagi. Kami segera menuju Sky Train untuk berpindah ke
terminal 2 yang ada stasiun MRT. Dari Changi ke MRT Aljunied *dekat hostel Wow*
kami naik MRT yang menuju Joo Koon turun dulu di stasiun tanah merah untuk
tukar kereta karena kereta yang tadi balik lagi ke Bandara Changi.
SKY TRAIN KE TERMINAL 2 |
Stasiun MRT Aljunied tidak jauh
dari Bandara Changi, hanya 10 menit saja sudah nyampe. Kami pun bergegas keluar
menuju jalan Geylang Road Lor 27A. Infonya di sekitar jalan Geylang ini adalah
lokasi tempat esek-eseknya Singapore, tapi disekitar MRT dan Hostel tidak ada
penampakan yang mengarah kesana semuanya nampak normal. Sepanjang jalan banyak
rumah makan china terutama pada malam hari.
Hostel Wow berada di lantai 3
diatas bangunan JAS Medical, agar lebih mudah mencarinya cari aja terlebih
dahulu bangunan JAS Medical yang tulisannya lebih mencolok daripada tulisan
Hostel Wow. Di lantai 2 juga ada Hostel namanya Urban Hostel.
Kami diterima oleh seorang cowok
yang mengurus check in dan pembayaran. Dia menjelaskan aturan main di hostel
dan memberikan kami kunci locker dan kunci pintu keluar dari hostel. Kami harus
membayar SGD 30 sebagai jaminan kunci-kunci tersebut. Kamar yang kami tempatin cuma
berukuran 3x4 meter dipenuhi oleh 4 ranjang bertingkat 2 dan locker seperti
filing cabinet di kantor ku. Cukup bersih dan tidak pengap dengan adanya AC. Disebuah
ranjang dekat pintu ada 1 cowok india yang sedang asyik nonton film di laptopnya.
Serem juga tampangnya, gimana nanti malam kami tidur sekamar dengannya? Aku
memilih ranjang bagian bawah dan puti lebih senang di tingkat atasku.
Beres dengan pengaturan tempat
tidur dan menempatkan barang didalam
locker kami pun segera keluar hostel. Tujuan kami adalah ketemu Marilion patung
mutant setengah Singa setengah ikan. Kami kembali naik MRT dengan tujuan
stasiun City Hall. Dari stasiun City Hall kami berjalan kaki menuju kearah Sky
Park yang sudah terlihat dari City Mall. Sepanjang perjalanan tidak
henti-hentinya kami berfoto-foto narsis, dengan kamera yang sudah tertancap di
tripot kami bergaya gila-gilaan. Esplanade, Sky Park, Singapore flyer, dan
Patung Marilion menjadi background acara foto2 kalap. Sudah ke 3 kalinya aku
menginjakkan kaki ke tempat ini. Puti dengan noraknya berteriak “ Geng akhirnya
aku sampe disini geng..wooooow..” kami duduk-duduk di tepi sungai sambil
melihat perahu wisata yang berlalu lalang di sepanjang sungai. Matahari semakin
menghilang di balik kaki langit. Suasana pun berubah romantis dan baru aku
sadari banyak pasangan yang duduk sepanjang sungai. Aku hanya bisa menggigit
bibir, betapa suasana romantis bisa bikin aku sakit jiwa.
Kami pun melanjutkan perjalanan
menuju kearah Clarke Quay, dan selama perjalanan
kami banyak menemukan spot yang
asyik untuk bernarsis ria. Sebenarnya jarak tempuh cukup jauh tapi karena kami
berjalan menyusuri pinggir sungai dan banyak objek yang layak untuk dinikmati
sehingga jauhnya jarak menjadi tidak berasa. Sampailah kami didepan sebuah mall
*lupa nama mall nya apa ya, dibagian bawah mall itu ada central market??* tepat
didepan pintu masuk ada property hiasan natal dan ada 2 image karakter putri
dan serdadu yang berjalan mondar-mandir di lobby mall dengan menggunakan
enggrang. Sekali lagi kami beraksi dengan keduanya, dan sempat menjadi tontonan
orang di Mall *sudah putus urat malu*
Kami makan malam di Central
Market dengan menu Laksa udang dan Mie Udang. Setelah makan kami kembali duduk
di pinggir sungai sambil melihat suatu permainan yang memacu adrenalin. Satu
kapsul kaca yang terikat dengan tali elastis dan diisi oleh beberapa orang,
kemudian kapsul kaca itu di lempar ke samping ke atas dan kebawah. Aku lihat permaianan
uji nyali ini lebih mengerikan kalau dibandingkan dengan permainan Hysteria di
Dufan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10
malam, aku sudah mengantuk dan lumayan capek kami pun segera menuju ke Stasiun
MRT Clarke Quay, nggak nyangka ternyata letak stasiun sudah didepan hidung kami
tinggal turun aja sebanyak 3 level ke bawah tanah. Aku nggak habis fikir betapa
kerennya Singapore yang memiliki segitu banyaknya stasiun MRT sampe 3 level
dibawah tanah. Kalau di perhatikan penduduk di Singapore lebih banyak di bawah
tanah daripada terlihat berkeliaran di jalan. Di trotoar pejalan kaki terlihat
sepi hanya satu dua orang berjalan kaki, tapi coba tengok di stasiun MRT, underpass, dan interchange
pasti penuh orang-orang yang berjalan cepat bahkan berlari sekalipun di
ekskalator.
hahaha..keren keren...tetep nulis ya geng..!
BalasHapuswhat a next trip..?? hongkong, pastinja..!