Seperti biasanya kami sarapan
sambil nongkrong dan ngobrol nyante di depan hostel. Enak banget duduk-duduk
disini sambil ngeliat Jimmy yang sibuk mengelola hostelnya. Ada 4 turis dari
China dengan baju olahraga *mungkin mereka peserta lomba lari* datang mencari
temannya, lucunya tidak ada satu pun dari mereka yang tau nama temannya *teman
nemu di jalan kali heee* karena gak tau nama mereka kesusahan untuk bertemu
dengan temannya. Konyolnya lagi ada satu cowok yang ngeloyor masuk kedalam.
Jumy *assistant Jimmy* langsung menghalangi cowok itu dan melarangnya masuk. Enak
aja masuk rumah orang tanpa pamit, emangnya kamu mau bukain semua kamar buat
nyari temanmu? Gak bisa..gak bisa teriak Jumy galak. *heran si Jumy bisa lancar
ngomong Inggris kalau lagi marah2* Akhirnya mereka memilih pergi daripada ribut
sama Jumy..preman batak*
Ada lagi turis China menanyakan
kamar dan di jawab Jimmy full boked. Tapi si China ngotot pake nanya-nanya
harga segala, dan ngajak Jimmy ngomong pake bahasa China. Jimmy pun mengusir
orang itu.
Aku bingung dan komen ke Jimmy,
kalau kamu galak gitu sama pelanggan nanti gak ada yang mau nginap di hostelmu.
Jimmy langsung meledak dan mengatakan saya paling benci dengan orang China
daratan. Saya memang China tapi saya China Taiwan. Orang China daratan itu
tidak punya sopan santun, jorok dan semaunya..busyet dah pagi-pagi gini aku
menjadi pendengar setia Jumy dan Jimmy yang bergantian bercerita pengalaman
mereka dengan tamu2 yang punya kelakukan aneh-aneh. Dari yang suka ngembat
jatah sarapan orang, ada yang nyembunyikan kopi sasetan, ada yang pas check out
ketauan ngembat bantal ada yang gak bisa liat orang senang..hahaha .Wah..wah..
seru juga ya ceritanya.kalau aku punya hostel ini aku bisa menulis cerita
tokoh-tokoh penghuni hostel dengan segala permasalahannya jadi kayak sinetron
losmen.
Hari ini hari terakhir kami di
Penang. Aku, Puti dan Farid mau jalan ke seputaran George Town khusus wisata
kuliner nyari makanan khas Penang yang belum sempat kami nikmati, sekalian
untuk menghabiskan ringgit yang masih tersisa kan sayang kalau gak di abiskan
secara siang ini kami sudah meninggalkan Penang.
Target kami adalah es cendul dan
rojak maunya sih mencari tempat makan yang direkom oleh brosur wisata kuliner.
Tapi apa daya kami kelamaan nunggu bis hop on free, karena hari semakin siang
kami memutuskan untuk berjalan kaki mencari tempat es cendul dan rojak terdekat
saja. Kali ini Farid sebagai penunjuk arah, katanya dia sudah khatam tempat
makan daerah sini.
Sampailah kami di satu warung
yang gak gede2 amat. Ternyata es cendul dan rojak tersaji lengkap di warung ini
jadi gak perlu nyari ke tempat lain lagi. Warungnya lumayan rame dan cukup
nyaman untuk di jadikan tempat nongkrong. Kalau soal harga kali ini kami gak
mikir-mikir amat, kan judulnya ngabisin duit heeee. Es Cendul nya enak, seger.
Rojaknya enak pedes dan berasa petisnya.
AIS CENDUL |
AIS KACANG |
ROJAK BUAH RASA PETIS |
ASAM LAKSA |
Farid memesan Asam Laksa. Kamu belum
pernah makan Laksa toh? Udah dong, karena aku suka makanya aku pengen makan
asam laksa lagi. Puti penasaran dengan es kacang..pesan lagi es kacang..bener-bener
borju. Tapi kok ringgitnya belum abis-abis ya..perut sudah berasa begah
kebanyakan makan.
SEGERNYA CENDUL PUTI & FARID |
Teeeeng..waktu semakin mepet,
kami harus sampai di hostel sebelum pukul 12..jemputan akan datang tepat jam 12
*berasa jadi Cinderella* Sepanjang jalan menuju hostel kami ngelirik
barang-barang dagangan. Puti ingin membeli sarung bali dan topi pantai *emang
cukup duitnya?* Akhirnya 1 topi cantik warna putih dengan pita biru didapat
puti dari hasil tawar menawar yang alot.
Ya ampyun dah hampir jam 12,
kamipun berjalan cepat bahkan hampir berlarian menuju hostel. Jangan sampe di
tinggal karena gak ontime. Belum lagi urusan check out. Sampai di Hostel aku
masih berlari melewati Jimmy yang duduk dibelakang meja resepsionis. Terdengar
teriakan Jimmy seperti biasa mananyakan dari mana saja kami hari ini? Sorry
kakek..gak sempat cerita.
Setelah agak rusuh dengan
barang-barang, urusan check out dan pamitan kepada teman-teman baru akhirnya
kami bisa duduk bertiga di dalam minivan. Ada 3 orang penumpang yang duduk di
kursi belakang, mereka dari Thailand *lagi-lagi peserta lomba lari* Salah satu
dari mereka exited banget begitu tahu kami dari Indonesia. Indonesia? Bali?
Wowww *aku menunggu dia koprol* saking exitednya dia sampe mau lihat pasporku,
gimana ya bentuknya paspor Indonesia. Waaah..bagus banget ada gambar burungnya
*burung garuda*..hahahaha. So kita harus bangga lho..ternyata orang Thailand
yang punya Phuket pun masih tergiur dengan Bali, dan aku?? Belum pernah ke Bali
*gantung diri* langsung pasang target habis trip ini aku harus ke Bali.
Kami melewati Penang Bridge,
tanpa komando aku dan Puti cekakakan dan Farid pun merasa heran. Hey ada apa?
Aku dan puti hanya diam saja malas bercerita tentang kenangan kami dengan
Penang Bridge ini..Farid pun manyun. Kami berhenti di gas station untuk isi
bahan bakar, aku dan Farid masuk ke minimarket untuk menghabiskan ringgit yang
masih ada. Borong es krim dan snack, bener-bener merasa jadi orkay bisa beli
makanan yang banyak dan gak mikir harganya. Yayy..pesta es krim di mobil.
Sampailah kami di sebuah rest
area dekat perbatasan Malaysia. Toilet time..Supir Mini Van ini berondong
Thailand *lumayan glek glek* dia meminta paspor semua penumpang dan
masing-masing diminta nyelipin uang 1 ringgit di dalam paspor??
Tuing..tuing..katanya sih biar lancar urusannya.
Setelah menunggu 10 menit paspor
kami di bagi kembali, sudah ada form imigrasi didalamnya. Form itu sudah di
print dari computer lengkap dengan data kita sesuai dengan info yang ada di Paspor.
Hohoho ternyata uang 1 ringgit itu hanya untuk ongkos mengetik form imigrasi.
Astah ..ginian pun dibisniskan sama mereka. Tapi kalau tidak dengan cara ini
kita gak bakalan nemuin form kosongnya. *geleng..geleng* Lanjutkan perjalanan
menuju loket imigrasi Malaysia.
Sampai di perbatasan Kayu Hitam
tidak banyak antrian hanya rombongan kami..seperti biasa saat giliran ku
petugasnya lebih lama melihat paspor dan membandingkannya dengan wajah ku,
secara emang wajahku terlihat lebih muda 10 tahun daripada foto di paspor
*dilempar puti dengan minivan*. Puti Protes, lamanya sih geng? Tau ah..diye
curiga kamu penyeludup narkoba kali geng, atau ada penjahat Malaysia yang mirip
kamu? Diperbatasan ini tidak ada acara checking bagasi.
Masuk ke perbatasan Thailand kejadian
pengecekan paspor terulang lagi..aku lebih lama dari yang lainnya. Saat aku
selesai mereka semua sdh duduk manis di dalam minivan.
Memasuki wilayah Thailand
suasananya tidak berbeda jauh dengan kampung-kampung di Indonesia. Hanya saja
sepanjang jalan kami menemui tulisan aksara Thailand yang hanya di mengerti
oleh Tuhan dan orang Thailand. Mendadak jadi buta huruf *welcome to Thailand*
Perjalanan di lanjutkan, sampai
di Hatyai pukul 15.30. Kami di antar sampai ke kios agen travel, untuk ke krabi
town kami harus berganti kendaraan lagi. Aku meminta rute tambahan dari Krabi
Town ke Pantai Ao Nang karena penginapan yang sudah aku pesan via hostelworld
lokasinya di Pantai Ao Nang. Kami harus membayar tambahan BTH 250 / orang, ibu
travel ini gak mempan dirayu. *mahal hanya untuk jarak tempuh 45 menit dari
Krabi Town ke Pantai Ao Nang*. Tapi kami tidak punya pilihan, aku tidak mau
mengambil resiko mencari alternative angkutan lain di Krabi Town karena
mengingat perhitungan waktu kami sampai di Krabi Town sudah pukul 9 malam pasti
angkutan sudah pada tidur.
Kami berpisah dengan Farid di
Hatyai, Farid akan menghabiskan 1 malam dan setengah hari mengeksplor Hatyai
karena besok sore dia harus ada di Penang lagi untuk ke airport dan terbang
balik ke Jakarta.
Komentar
Posting Komentar