Benar –benar penuh pengorbanan dan penuh
dengan cerita yang berdarah-darah yang pada akhirnya aku menemukan jodohku.
Dialah seorang lelaki yang saat pertama kami kenal sedang dalam kondisi “very
messy”. Ada tahapan dimana seseorang berada pada kondisi titik terbawah dalam
hidupnya. Seakan-akan seluruh alam semesta mendukung menciptakan kondisi yang
luar biasa berat penuh onak dan duri. Dan aku... yang bertemu dengan dia yang
sedang terpuruk dalam jurang terdalam. Mungkin orang lain akan segera menjauh
agar tidak terseret kedalam jurang tersebut. Tapi aku...aku seperti mendengar
panggilan bahwa dia membutuhkan aku dan aku membutuhkannya. Aku membutuhkan
orang yang mau hidup bersamaku dan bergandeng tangan berjalan menuju kearah
cahaya.
Aku berjodoh dengan seorang duda dengan dua
orang anak, satu paket anugerah yang tak hentinya aku syukuri. Perlahan tapi
pasti kehidupan kami telah berubah dengan sempurna.
Aku yang sejak lama mendambakan sebuah
keluarga utuh dapat langsung merasakan menjadi seorang istri dan juga seorang
ibu dalam satu kesempatan. Perfectly. Saat ini hidupku lebih berarti karena aku
bisa mencurahkan kasih sayang kepada suami dan anak-anak dan melaksanakan
kodratku sebagai seorang perempuan yang sempurna.
Aku mempunyai 2 orang anak. Nayla gadis
sulungku yang saat ini masih kelas 1 SMP dan Zidane jagoan kecilku baru berumur
5 tahun. Saat pertama bertemu dengan mereka aku sudah merasakan bahwa mereka
bisa menerimaku sebagai ibunya. Zidane berproses sangat cepat, sikecil ini
dengan kepolosannya berusaha mencerna apa yang sedang dihadapinya saat ini.
Ayahku sekarang bersama dengan tante
ini. Ayah memintaku memanggil tante denga sebutan Bunda. Berarti aku punya
Ayah, Ibu dan Bunda eh juga mbak Nayla. Senyum manis dengan gigi ompongnya
telah mencuri hatiku, aku langsung jatuh cinta saat melihatnya. Hati ini
berdesir saat suamiku bilang kalau Zidane selalu mencariku saat aku tidak ada
dirumah.
Agak berbeda dengan Nayla, gadis kecil ini masih malu-malu denganku. Tapi sedikit demi sedikit Nayla sudah bisa mengutarakan keinginannya, walaupun masih belum bisa memanggilku bunda.
Zidane |
Agak berbeda dengan Nayla, gadis kecil ini masih malu-malu denganku. Tapi sedikit demi sedikit Nayla sudah bisa mengutarakan keinginannya, walaupun masih belum bisa memanggilku bunda.
Nayla |
Sejak mempunyai anak aku selalu berusaha
untuk memperlihatkan dunia ini kepada mereka. Aku ingin anak-anakku merasakan
kebahagian dimana kanak-kanaknya aku ingin membawa mereka ketempat-tempat yang
terbaik yang pernah aku kunjungi, agar mereka mempunyai wawasan yang luas dan
cara pandang yang lebih baik.
Setelah menikah kami bisa membeli sebuah rumah
mungil berwarna biru. Rumah second yang berada dalam gang sempit yang hanya
dapat dilalui oleh motor. Lingkungannya nyaman dan bersih. Bagiku hal yang
paling penting dalam memilih rumah adalah ketersediaan air bersih dan
lingkungan yang bersih dan mendapatkan penerangan yang cukup dan cahaya.
My lovely kitchen
Rumah bagiku adalah sarang yang nyaman bagi
keluarga kecil kami. Dimana kami bisa beristirahat dengan nyaman yang membuatku
selalu rindu rumah saat sedang perjalanan dinas keluar daerah.
Dapur adalah tempat yang paling aku sukai, secara
emang aku suka sekali memasak. Dapurku berwarna orange dan putih. Orange bagiku
seperti vitamin C yang bisa membuat suasana lebih cerah dan ceria. Suamiku juga
sangat menyukai rumah kami, dia mempunyai banyak rencana untuk membuat rumah
menjadi lebih useful dan bisa memenuhi semua kebutuhan kami. Kami masih
mempertimbangkan untuk memasang owning untuk teras depan, memasang toren air
agar menghemat penggunaan listrik untuk pompa air dan membuatkan area mencuci
dan menjemur pakaian buat diriku. Sedangkan aku ingin rumah penuh dengan
tanaman hijau. Semoga kami mendapatkan rezeki untuk mewujudkannya.Dalam Rumah Biru kami tentunya banyak cerita yang akan saya share dalam blog ini..Rumah Biru dan Penghuninya Ayah, Bunda, Nayla dan Zidane.
Mantaaaaaaap....
BalasHapus